TUGAS PKN
1. Perilaku
politik = dinyatakan sebagai keseluruhan tingkah laku pelaku politik dan warga negara yang telah saling memiliki
hubungan antara pemerintah, dan antar kelompok masyarakat dalam rangkah proses
pembuatan, pelaksanaan dan penegakan keputusan politik. Ex :
a.
Membentuk
koalisi. Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin.
b.
Ikut
serta dalam pesta politik.
c.
Ikut
mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas.
d.
Berkewajiban
untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan
perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan
perundangan hukum yang berlaku.
e.
Mengikuti
dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau
parpol.
2. Budaya
politik = adalah pola perilaku
suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan administrasi
negara, politik pemerintahan, hukum, adat-istiadat, dan norma kebiasaan yang
dihayati oleh seluruh anggota masyarakat di dalam kehidupannya.
3. Interest
group à
1. Kelompok
kepentingan Anomik
Berasal dari kata anomie yang artinya terasing. Kelompok anomik muncul secara kebetulan (incidental / temporer), bersikap informal, muncul karna adanya isu tertentu, anggotanya muncul dan menghilang tidak tertentu, bekerja tidak teratur.
Contoh : Persatuan pedagang yang akan digusur bersatu saat ingin digusur dengan berdemo dan menghilang saat aspirasi mereka terpenuhi.
Berasal dari kata anomie yang artinya terasing. Kelompok anomik muncul secara kebetulan (incidental / temporer), bersikap informal, muncul karna adanya isu tertentu, anggotanya muncul dan menghilang tidak tertentu, bekerja tidak teratur.
Contoh : Persatuan pedagang yang akan digusur bersatu saat ingin digusur dengan berdemo dan menghilang saat aspirasi mereka terpenuhi.
2. Kelompok kepentingan Non- Asosiasional
Suatu kelompok kepentingan yang bersifat informal, memiliki suatu lembaga atau organisasi yang agak sedikit mapan, anggotanya berasal dari faktor keturunan dan tidak ada unsur memilih untuk menjadi anggota kelompok ini, muncul bila ada kepentingan khusus, bekerja tidak teratur pada waktu tertentu saja, memiliki kepemimpinan yang relative longgar, bersifat sukarela seperti paguyuban, dan kurang begitu efektif.
Contoh : Persatuan warga Batak di Jakarta.
3. Kelompok Kepentingan Institusional (Kelembagaan)
Kelompok yang memiliki suatu organisasi yang telah mapan, kegiatan yang teratur, jaringan organisasi yang luas, tujuan organisasi yang luas, kepemimpinan yang terseleksi. Anggotanya terkait dengan kepentingan ekonomi atau bisanya terkait dengan pekerjaan. Sangat efektif dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Contoh : KOPRI, PGRI, TNI, POLRI, dll.
4. Kelompok Kepentingan Asosiasional
Kelompok yang dibentuk mewakili kepentingan kelompok yang khusus atau spesifik, memiliki lembaga yang mapan, menggunakan tenaga professional, memiliki prosedur yang teratur untuk merumuskan kepentingan dan tuntutan, kepemimpinan yang terseleksi dan tujuan yang bersifat khusus . Efektif mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Contoh : Ikatan Dokter Indonesia, termasuk serikat perdagangan dan serikat pengusaha.
4. Budaya
politik parokial = yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial apabila frekuensi
orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol
atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut.
a. Ikut
dalam demo massa.
b. Tidak
mengetahui sistem pemerintahan Indonesia.
c.
Tidak tahu presiden Indonesia.
d. Melanggar
hukum yang berlaku.
e. Kelompok
masyarakat yang marginal.
5. Budaya
politik kaula = yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju
baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat
dikatakan subyek jika terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap
pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman
mengenai penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun frekuensi
orientasi mengenai struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang
dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan
Contoh Budaya
Politik Subjek/Kaula yakni masyarakat jawa
(keraton) di jogja. Dimana rakyat sudah ada pemahaman & kesadaran akan
pentingnya berpartisipasi dalam politik, namun mereka tidak berdaya dan tidak
kritis (hanya mengikuti perintah, tidak memberikan aspirasi) ,budaya ini
banyak terjadi di Indonesia di saat pemerintah Presiden Suharto (masa Orde
Baru). Di masa tersebut, orang jarang ada yang berani membincangkan masalah
politik secara bebas, terlebih lagi mengkritik presiden ataupun keluarganya.
6. Budaya
politik partsipan = yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik
yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam
kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya
sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya
politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik
secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta
penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung.
a. Ikut
berpartisispasi dalam pemilu.
b. Ikut
mentaati hukum yang berlaku.
c. Berpartisipasi
dalam pelaksanaan pembangunan dalam negeri.
d. Bermusyawarah
untuk menyelesaikan segala permasalahan.
e. Menghargai
pendapat orang lain dalam musyawarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar